BeritaTerupdate - Militer Libanon dan kelompok bersenjata Hizbullah mengumumkan jeda atau penundaan pertempuran melawan ISIS di wilayah yang berbatasan dengan Suriah. Hal itu dilakukan untuk negosiasi pembebasan sekitar sembilan tentara Libanon yang diculik tahun 2014.
Militer Libanon meminta kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) membebaskan semua sandera. ISIS menculik sekelompok tentara dan polisi Libanon tahun 2014 di Kota Arsal, di mana beberapa di antaranya dilaporkan telah dieksekusi.
Dalam pengumuman di Twitter dan Facebook, militer Libanon menggambarkan jeda pertempuran ini sebagai ”gencatan senjata”. Jeda pertempuran dimulai pada pukul 07.00 pagi waktu setempat pada hari Minggu.
Namun, tidak jelas apakah ISIS menyetujui atau tidak gencatan senjata dengan syarat itu.
”Pada prinsipnya, ISIS telah dikepung. Dalam dua hari terakhir kami telah memeranginya, kami membunuh 70 sampai 80 (militan) di antaranya,” juru bicara Angkatan Darat Libanon Kolonel Fadi Abou Eid kepada CNN, Senin (28/8/2017).
Hizbullah, sebuah kelompok militan dan politik Libanon ikut melakukan jeda pertempuran. Kelompok Hizbullah selama ini juga aktif memerangi ISIS untuk membela pasukan rezim Suriah.
Abou Eid membantah bahwa tentara Libanon dan Hizbullah telah mengkoordinasikan penangguhan operasi mereka, meskipun jeda pertempuran diumumkan di hari yang sama dan berlaku pada saat yang bersmaan pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar