BeritaTerupdate - Perang narkoba di Filipina, yang dilancarkan Presiden Rodrigo Duterte, ternyata berpengaruh terhadap peredaran narkoba di Indonesia. Direktur Tindak Pidana Narkotika Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI Eko Daniyanto mengatakan perang narkoba di Filipina membuat kasus pengedaran narkoba di Indonesia mengalami peningkatan.
Eko mengatakan banyak pengedar dan pengguna narkoba dari Filipina lari ke Indonesia untuk menghindari perang brutal terhadap perdagangan narkoba oleh Duterte. "Kebijakan Presiden Duterte menyikat habis sampai ke akarnya, termasuk pengedar dan pengguna," ucapnya.
Presiden Duterte menyatakan perang terhadap narkoba di negaranya sejak Juni 2016. Dia mengeluarkan kebijakan kontroversial untuk menembak mati tersangka pengedar narkoba. Hingga Mei 2017, sebanyak 8.000 orang tewas akibat kebijakan tersebut.
Direktur Prosekusor dan Psikotropika BNN Anjan Pramuka mengatakan memang terjadi peningkatan kasus pengedaran di narkoba sejak adanya kebijakan Duterte tersebut. Namun dia belum bisa menyebut berapa jumlah peningkatannya.
"Untuk ini belum bisa saya sampaikan, tapi kalau dibilang peningkatan, pasti terjadi," kata Anjan di gedung BNN.
Menurut Anjan, memang ada celah yang kerap dimanfaatkan pengedar internasional ke Indonesia. "Kita ada 17.508 pulau dengan pantai sepanjang 86.000 kilometer, sedangkan yang kami awasi hanya 17 bandara dengan 39 dermaga laut. Ini menjadi PR kita bersama."
Untuk mengantisipasi meluasnya jaringan narkoba internasional tersebut ke Indonesia, Eko mengimbau masyarakat ikut serta memeranginya. "Ini perlu sinergi semua pihak dari pemerintah serta komponen anak bangsa," ucapnya. "Ini perang terhadap sindikat internasional."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar